Burdah adalah gubahan syair-syair madah yang menyenyukkan hati,bagaikan mata hati yang tak pernah berhenti bersumber.Burdah sudah dicetak berulang-ulang dan entah cetakan keseratus berapa di Indonesia,belum lagi di belahan bumi Muslim lainnya.Begitu memasyarakat sehingga bisa dikatakan,burdah
merupakan salah satu kitab syair yang terpopuler dipesantren seIndonesia.
Di Aceh Burdah menjadi bacaan wajib setiap santri di seluruh pesantren,yang dibacakan pada malam jum`at setelah pembacaan Dalail Al-khairaat,dan kebetulan Burdah dicetak dalam satu cetakan dengan Dalail khairat.Di pulau jawa sangking memasyarakatnya Burdah,ada majlis yang dinamai dengan Majlis Burdah.
Sebagian orang memang ada yang mengatakan bahwa sesungguhnya Nabi itu tidak boleh disanjung-sanjung,dipuji,itu kultus individu namanya.memang benar sangking tawadhunya (rendah hati)sudah tentu beliau menolak untuk di kultus individukan ummatnya.Tapi perlu kita ingat,kita tak pernah menganjungnya sampai-sampai menyamakan kedudukannya dengan tuhan sebagaimana dilakukan oleh kaum yahudi dan nasrani.Hal ini juga jelad tergambar dari satu bait burdah